Memandang Affan

Muncul kemarahan dan keprihatinan yang meluas setelah kendaraan taktis milik Brimob melindas seorang pengemudi ojek online hingga tewas di tengah kerumunan massa aksi Kamis (28/08) malam.Insiden ini terjadi setelah massa mengambil alih aksi protes buruh di Gedung DPR.

Istana Kepresidenan dan para pejabat kepolisian meminta maaf.

Peristiwa kekerasan ini kemudian menimbulkan kemarahan publik dan muncul tuntutan di media sosial agar pucuk pimpinan kepolisian agar bertanggungjawab.

Muncul pula seruan supaya kasus ini diselidiki hingga tuntas.

Dan mulai ada ajakan untuk menggelar unjuk rasa memprotes tindakan berlebihan aparat polisi.

Di sisi lain, sejumlah media kemudian memberitakan tentang latar belakang korban pengemudi ojol yang bernama Affan Kurniawan (21 tahun).

Disebutkan bahwa Affan adalah “tulang punggung keluarga”.

Bersama tujuh anggota keluarganya, dia tinggal di rumah kontrakan 3×11 meter di salah satu gang di Menteng, Jakarta Pusat.

Wartawan BBC News Indonesia, Famega Syavira Putri, mendatangi rumah mendiang Affan di kawasan tersebut.

Sekitar pukul 08.15 WIB, jenazah Affan sudah disemayamkan di depan rumah kontrakannya.

Rencananya sekitar pukul 09.30 WIB akan dimakamkan di pemakaman Karet Bivak.

Di tengah situasi seperti itulah, Kamis (28/08) malam, Istana Kepresidenan langsung bereaksi.

Istana Kepresidenan, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, meminta maaf atas insiden tersebut.

“Kami memohon maaf atas kejadian apa pun yang sudah pasti tidak kita inginkan,” kata Prasetyo Hadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/08) malam.

Prasetyo mengatakan, pihaknya melakukan koordinasi dengan banyak pihak untuk memastikan situasi kondusif.

Dia menyayangkan kejadian tersebut.

“Kami secara khusus meminta kepada aparat kepolisian untuk tetap sabar dan melakukan tindakan pengamanan dengan penuh kehati-hatian,” katanya. Dia juga meminta aparat untuk menahan diri.

Secara terpisah, Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga. Adapun pelaku penabrakan telah diserahkan kepada Divisi Propam, ujarnya dalam konferensi pers di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Abdul Karim, mengucapkan turut berduka cita. Dia juga menyatakan akan melakukan penindakan dan proses “seadil-adilnya”.

Menurut Irjen Abdul Karim, pelaku berjumlah tujuh orang yang berada di dalam satu kendaraan taktis Brimob. Mereka diperiksa di Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.

“Pelaku kita sudah amankan. Saat ini dalam proses pemeriksaan yang dilakukan tim gabungan Propam Mabes Polri dan Propam Korps Brimob Polri mengingat pelaku berasal dari kesatuan Brimob Polda Metro Jaya,” kata Irjen Abdul Karim.

Dia menambahkan, ketujuh pelaku adalah Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

“Masih kita dalami perannya, siapa yang menyetir, masih kita dalami. Yang jelas ketujuh orang ini berada dalam satu kendaraan,” kata Irjen Abdul Karim.

Selengkapnya silakan baca: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1mpvgvvjzeo

Muncul kemarahan dan keprihatinan yang meluas setelah kendaraan taktis milik Brimob melindas seorang pengemudi ojek online hingga tewas di tengah kerumunan massa aksi Kamis (28/08) malam.

Insiden ini terjadi setelah massa mengambil alih aksi protes buruh di Gedung DPR.

Istana Kepresidenan dan para pejabat kepolisian meminta maaf.

Peristiwa kekerasan ini kemudian menimbulkan kemarahan publik dan muncul tuntutan di media sosial agar pucuk pimpinan kepolisian agar bertanggungjawab.

Muncul pula seruan supaya kasus ini diselidiki hingga tuntas.

Dan mulai ada ajakan untuk menggelar unjuk rasa memprotes tindakan berlebihan aparat polisi.

Di sisi lain, sejumlah media kemudian memberitakan tentang latar belakang korban pengemudi ojol yang bernama Affan Kurniawan (21 tahun).

Disebutkan bahwa Affan adalah “tulang punggung keluarga”.

Bersama tujuh anggota keluarganya, dia tinggal di rumah kontrakan 3×11 meter di salah satu gang di Menteng, Jakarta Pusat.

Wartawan BBC News Indonesia, Famega Syavira Putri, mendatangi rumah mendiang Affan di kawasan tersebut.

Sekitar pukul 08.15 WIB, jenazah Affan sudah disemayamkan di depan rumah kontrakannya.

Rencananya sekitar pukul 09.30 WIB akan dimakamkan di pemakaman Karet Bivak.

Di tengah situasi seperti itulah, Kamis (28/08) malam, Istana Kepresidenan langsung bereaksi.

Istana Kepresidenan, melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, meminta maaf atas insiden tersebut.

“Kami memohon maaf atas kejadian apa pun yang sudah pasti tidak kita inginkan,” kata Prasetyo Hadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/08) malam.

Prasetyo mengatakan, pihaknya melakukan koordinasi dengan banyak pihak untuk memastikan situasi kondusif.

Dia menyayangkan kejadian tersebut.

“Kami secara khusus meminta kepada aparat kepolisian untuk tetap sabar dan melakukan tindakan pengamanan dengan penuh kehati-hatian,” katanya. Dia juga meminta aparat untuk menahan diri.

Secara terpisah, Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga. Adapun pelaku penabrakan telah diserahkan kepada Divisi Propam, ujarnya dalam konferensi pers di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Propam Polri, Irjen Abdul Karim, mengucapkan turut berduka cita. Dia juga menyatakan akan melakukan penindakan dan proses “seadil-adilnya”.

Menurut Irjen Abdul Karim, pelaku berjumlah tujuh orang yang berada di dalam satu kendaraan taktis Brimob. Mereka diperiksa di Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.

“Pelaku kita sudah amankan. Saat ini dalam proses pemeriksaan yang dilakukan tim gabungan Propam Mabes Polri dan Propam Korps Brimob Polri mengingat pelaku berasal dari kesatuan Brimob Polda Metro Jaya,” kata Irjen Abdul Karim.

Dia menambahkan, ketujuh pelaku adalah Kompol C, Aipda M, Bripka R, Briptu D, Bripda M, Baraka Y, dan Baraka J.

“Masih kita dalami perannya, siapa yang menyetir, masih kita dalami. Yang jelas ketujuh orang ini berada dalam satu kendaraan,” kata Irjen Abdul Karim.

Selengkapnya silakan baca: https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1mpvgvvjzeo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Total
0
Share
error: Content is protected !!