PKK Kota Pekanbaru baru saja memanen melon dan cabai di kawasan Kampung Entrepreneur, sebuah kegiatan bagian dari program agri-education yang tidak hanya menghadirkan suasana panen bersama tetapi juga menjadi media pembelajaran langsung bagi masyarakat, karena kegiatan ini difungsikan untuk menularkan praktik bertani kepada pengurus PKK di tingkat kecamatan sehingga replikasi budidaya hortikultura bisa dilakukan secara lebih luas dan berkesinambungan.
Jika dilihat dari sisi pengetahuan ilmiah, penelitian tentang efektivitas urban farming di Indonesia menyebutkan bahwa kegiatan bercocok tanam di wilayah perkotaan terbukti meningkatkan ketersediaan pangan rumah tangga, mengurangi ketergantungan pasokan luar, dan memperkuat ketahanan pangan kota. Ttujuan utama program PKK Pekanbaru adalah mewujudkan ketahanan pangan perkotaan sekaligus membekali masyarakat dengan keterampilan praktis. Studi tentang urban agriculture yang ditinjau oleh Undip menekankan bahwa kegiatan pertanian perkotaan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam hal ketersediaan pangan dan kesejahteraan keluarga.
Keterlibatan perempuan melalui PKK semakin mempertegas dimensi pemberdayaan, peran PKK dalam kesehatan keluarga menunjukkan bahwa pendekatan kelompok perempuan yang difasilitasi dengan akses pengetahuan dan jejaring mampu meningkatkan kapasitas ekonomi rumah tangga serta memperkuat posisi sosial mereka. Dengan demikian, peran PKK Pekanbaru dalam panen melon dan cabai tidak hanya bisa dibaca sebagai kegiatan simbolik, melainkan strategi sosial-ekonomi yang memberi ruang bagi perempuan untuk memimpin gerakan pangan lokal.
Aspek inspirasi bisnis juga tidak kalah penting, data dari studi pasar hortikultura yang diterbitkan oleh FFTC menyebutkan, cabai merupakan komoditas dengan permintaan konsisten di pasar tradisional dan memiliki harga yang cukup fluktuatif, sehingga keberadaan suplai mikro dari komunitas berpotensi membantu stabilisasi harga sekaligus memberi tambahan pendapatan rumah tangga. Jika dihitung dengan asumsi hasil panen cabai dari lahan kecil mencapai puluhan kilogram per musim, maka dengan harga pasar yang dilaporkan stabil dalam penelitian pasar hortikultura, komunitas bisa memperoleh pemasukan yang cukup signifikan. Selain itu, melon yang dipanen juga memiliki peluang pasar karena tren buah segar di perkotaan terus meningkat, dan ini bisa menjadi pintu masuk untuk menjual produk lokal dalam skema komunitas maupun koperasi kecil.
Panen melon dan cabai di Kampung Entrepreneur Pekanbaru yang dilaporkan oleh Cakaplah, GoRiau, dan Riau Pos bukan hanya perayaan hasil tanam, tetapi contoh nyata kolaborasi komunitas yang menyatukan aspek edukasi, pemberdayaan perempuan, dan peluang ekonomi. Dengan dukungan riset yang menegaskan manfaat urban farming dalam ketahanan pangan dan peluang bisnis hortikultura, kegiatan ini memberi inspirasi bahwa skema sederhana di tingkat RW atau PKK dapat berkembang menjadi model ketahanan pangan perkotaan yang berdaya guna sekaligus berdaya jual, sehingga masyarakat tidak hanya belajar menanam untuk kebutuhan sendiri tetapi juga belajar membangun pasar kecil yang menopang kesejahteraan bersama.
Agar keberlanjutan terjaga, riset terbaru yang dipublikasikan di ScienceDirect tentang urban farming mengingatkan bahwa praktik pertanian perkotaan harus memperhatikan resiko ekologis seperti pengelolaan air, penggunaan pupuk, dan biodiversitas. Oleh karena itu, kombinasi pendekatan organik, rotasi tanaman, dan pemanfaatan kompos lokal menjadi kunci agar hasil panen tetap sehat sekaligus ramah lingkungan.