Menteri Tionghoa Pertama

Seorang bayi laki-laki lahir di Tjiandjoer (Cianjur) , pada 24 Oktober 1911. Ia diberi nama Tan Po Goan , mengenyam pendidikan di Algemeene Middelbare School , Bandung dan Mendapatkan Gelar Meester in de Rechten dari Rechtshoogeschool te Batavia tahun 1937.

Pada tahun 1939, Tan Po Goan bergabung dengan koran Sin Po .
Pada tahun 1942-1945, Ia diinternir (dilakukan tahanan militer) oleh Jepang. Beliau ditahan Jepang disertai penyiksaan hebat, ribuan tercatat tewas, selama penahanan yg juga disebut “Kamp Penyiksaan” tersebut, hanya yg berbadan sangat sehat, mampu selamat hidup2, diantaranya adalah Tan Po Goan

Setelah proklamasi 1945 , Jepang mundur dan Tan Po Goan bebas dari tahanan.
Tawaran menjadi Advokat pada masa revolusi ditolaknya , karena beliau tidak mau memenuhi satu syaratnya, yakni bersumpah setia kepada Ratu Wilhemina di Belanda.

Pada masa itu Belanda dan Sekutu datang lagi ke Indonesia hendak mengambil alih kembali kedaulatan.
Dan menyebabkan sebagian warga Tionghoa bingung mengenai kepastian kemerdekaan di Indonesia atau balik ke daratan Tiongkok.
Dari situasi tersebut, Pemerintah RI pun mendirikan Kementerian Negara yang di dalamnya mengurus peranakan Tionghoa.

Ada kedekatan dengan Perdana Menteri Indonesia pertama Sutan Syahrir, maka Tan Po Goan dipercaya memegang jabatan tersebut mulai 2 Oktober 1946 sampai 3 Juli 1947.
Ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Peranakan tersebut dalam Kabinet Sjahrir III mewakili Partai Sosialis Indonesia.

Meski tanpa departemen, Menteri Tan Po Goan banyak mengurusi hal-hal yang tidak mudah.
Ada satu peristiwa mengerikan di Tangerang. Saat itu, masyarakat Tionghoa dicap sebagai kronik Belanda dan sebagainya. Situasi ini menimbulkan kerusuhan dan pembantaian terhadap kalangan Tionghoa.

Pembantaian terhadap Tionghoa terus terjadi sampai jabatan Tan Po Goan digantikan oleh Siauw Giok Tjhan.
Setelah peristiwa di Tangerang, terjadi hal serupa di Malang, yakni 25 orang Tionghoa dibantai di Mergosono. Kemudian terjadi kembali di daerah-daerah lainnya, baik di Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng) dan sebagainya.

Pada tahun 1947 ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat dan kemudian diangkat menjadi anggota DPRS yang mewakili golongan Tionghoa Tahun 1950-1956. ,

Sosok ini adalah legenda dalam sejarah Indonesia.
Tapi uang menyedihkan, sosok Tan Po Goan, tidak banyak diketahui oleh generasi penerus bangsa sekarang.

Akhir hidupnya ia mengungsi ke Australia dan anak-anaknya ke Canada karena menghindari penangkapan oleh rezim Orba karena beliau dianggap pro Soekarno.
Rumahnya di daerah menteng disita dan anaknya Tan Tjoan Liang sempat jadi sopir oplet di daerah Jatinegara sebelum ke Canada.

Tentu masih banyak tokoh Tionghoa lainnya yang berjasa bagi Negeri ini dan tidak tersingkap publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Total
0
Share
error: Content is protected !!