Sebuah startup Jerman mengubah udara gurun menjadi air minum menggunakan listrik nol. Di dunia di mana lebih dari 2 miliar orang tidak memiliki akses ke air yang aman, satu inovasi Jerman adalah menarik kelembaban langsung dari langit padang pasir — tanpa menggunakan listrik satu watt pun.
Perusahaan, HelioWater, telah mengembangkan bahan canggih yang menangkap dan melepaskan air hanya menggunakan sinar matahari dan udara.
Sistem ini bergantung pada gel higroscopic baru yang menyerap kelembaban dari udara pada malam hari ketika kelembaban meningkat. Di siang hari, sinar matahari memanaskan gel, melepaskan air bersih yang bisa diminum ke dalam ruang kolektor. Tanpa bagian yang bergerak, tidak ada baterai, dan tidak ada elektronik, sistem berfungsi murni pada tenaga surya pasif dan desain material cerdas.
Sebuah panel 1 meter persegi dapat menghasilkan air hingga 3 liter per hari, bahkan di daerah dengan kelembaban serendah 10%. Unit-unit ini dirancang untuk menjadi modular dan dapat ditumpuk, memungkinkan masyarakat untuk skala mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini sangat menjanjikan untuk daerah terpencil, kamp pengungsi, atau zona bencana di mana infrastrukturnya kurang.
Jantung dari penemuan ini adalah nanogel yang ditanam dengan garam berbasis tembaga. Garam-garam ini sangat efektif dalam menggambar kelembaban bahkan dalam kondisi gersang, dan seluruh sistem dibangun menggunakan bahan daur ulang murah. Sustainability, kesederhanaan, dan skalability semuanya dalam satu solusi kompak.
Tidak seperti generator air atmosfer konvensional yang bergantung pada kompresor dan listrik, sistem berbasis gel ini tidak memerlukan sumber listrik sama sekali. Itu membuatnya ideal untuk daerah yang benar-benar di luar jaringan — seperti gurun yang dalam, dataran tinggi, atau pulau-pulau terpencil.