Peru – Di tengah krisis air yang melanda banyak daerah kering di dunia, sebuah inovasi sederhana namun brilian di Peru berhasil mencuri perhatian global. Warga desa di kawasan pegunungan dan pesisir kering kini menggunakan jaring penangkap kabut atau fog nets untuk mengubah kabut menjadi sumber air bersih yang bisa digunakan sehari-hari.
Teknologi ini bekerja dengan cara yang cukup sederhana namun efektif. Jaring berukuran besar yang terbuat dari bahan serat plastik atau anyaman dipasang di lokasi strategis, biasanya di lereng gunung atau kawasan yang sering dilalui kabut. Ketika kabut tertiup angin dan mengenai jaring, partikel air akan menempel, lalu menetes ke dalam wadah penampungan. Dari proses ini, setiap jaring mampu menghasilkan hingga 200 liter air bersih per hari, bergantung pada kelembapan udara dan intensitas kabut.

Menurut laporan National Geographic, metode ini telah membantu ratusan keluarga di Peru yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih. Daerah pesisir seperti Lima, yang terkenal sangat kering dengan curah hujan minim, kini mulai memanfaatkan teknologi ini sebagai solusi ramah lingkungan. Air yang terkumpul bisa digunakan untuk minum, memasak, mencuci, hingga mengairi tanaman.
Organisasi lingkungan FogQuest, sebuah LSM berbasis di Kanada, juga aktif mendukung proyek ini dengan melatih masyarakat lokal serta menyediakan desain jaring yang tahan lama dan murah. Upaya ini bukan hanya memberikan akses terhadap air, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan ketahanan pangan masyarakat di daerah yang sebelumnya kesulitan.
Keberhasilan Peru dalam mengolah kabut menjadi air kini menjadi inspirasi global. Negara-negara lain dengan kondisi iklim serupa, seperti Chili, Maroko, hingga Namibia, mulai melirik teknologi ini sebagai salah satu solusi menghadapi krisis air akibat perubahan iklim.
Inovasi sederhana ini menunjukkan bahwa terkadang solusi besar untuk masalah dunia tidak selalu harus mahal atau rumit. Dengan memanfaatkan kekuatan alam secara cerdas, masyarakat bisa mendapatkan harapan baru di tengah tantangan perubahan iklim dan kekeringan.
Sumber: National Geographic, FogQuest.org
